Mencoba merekam dalam goresan-goresan tinta 0.3
Dindingnya bilik bambu yang umum dipakakai di desa,
jendelanya potongan kaca kotak-kotak yang tak besar ukurannya,
rangkanya sekedar kayu namun bertata-pola,
ruang-ruang privat berjajar diatas tiang beton
yang dicetak dari potongan bambu sisa
yang tersusun melintang seperti rapi.
Detail demi detail rumah panggung ini bukan menghadirkan kemegahan,
namun menyimpan nilai kecerdasan, santun terhadap alam,
serta kesederhanaan yang meneduhi setiap pengunjung untuk berdiskusi-bercengkrama
di atas teras terbuka di ruang lantai dasar yang kadang dihampiri sepasang angsa
yang setia menunggui rumah itu.
Di atas lereng yang lembahnya dilalui sungai ini
Y.B. Mangun Wijaya meletakkan karya wastunya
bagi sahabatnya yang juga seorang budayawan & cendikiawan,
Arief budiman di Salatiga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar