15/09/10

Pengaruh Radiasi Geo-Biologis bagi Kehidupan

Mungkin masih banyak warga masyarakat yang belum memahami tentang adanya pengaruh radiasi yang dapat timbul dari dalam tanah. Ada tempat-tempat yang menyebabkan seseorang tidak dapat tinggal dengan jenak, merasa tidurnya selalu tidak dapat berkualitas atau mungkin merasa kesehatannya selalu terganggu sejak tinggal di suatu tempat. Tempat yang demikian sampai sekarang masih sering dianggap memiliki kekuatan mistis tertentu. Bila dikaji secara ilmiah, sebenarnya yang terjadi tidaklah demikian. Di dalam bumi kita tersimpan berbagai macam radiasi, misalnya yang berasal dari aliran air bawah tanah, patahan/retak bumi, jaringan Hartmann dan jaringan Curry.

    Dalam workshop yang diadakan Komunitas Belajar Arsitektur & Perkotaan “cAfestudio” yang bekerja sama dengan Lembaga Pendidikan Lingkungan Manusia Bangunan "LMB" UNIKA Soegijapranata Jumat, 14 November 2008, Dr. Ir Heinz Frick, Dipl.Arch. FH/SIA menyebutkan bahwa medan radiasi dari dalam permukaan bumi menjadi salah satu dasar kehidupan makhluk hidup (manusia, hewan dan tumbuhan).

Bumi kita memiliki dua kutub - utara dan selatan -  yang terhubung oleh gaya elektromagnetik yang membentuk jaringan garis berkisi-kisi. Heinz Frick mengemukakan bahwa pada kebudayaan kuno di Cina, India, Mesir maupun Yunani, pengetahuan mengenai jaringan gaya berkisi-kisi tersebut telah ada dan banyak diterapkan pada pembangunan tempat-tempat yang dianggap keramat (candi, kuil dan sebagainya). 

Contoh dari penerapannya adalah pada pembangunan piramid yang ukurannya raksasa. Orientasi dan dimensi piramid tersebut harus dapat dibuat secara tepat.  Apabila di tengahnya terdapat gundukan bukit, sudut siku dari piramid tersebut tetap dapat diketahui tanpa menggunakan kompas ataupun dengan cara mengukur sisi-sisi diagonalnya, melainkan hanya perlu mengandalkan garis  medan elektromagnetik berkisi-kisi tersebut. Menariknya, ruang tengah yang dikelilingi garis berkisi-kisi tersebut menyebabkan organik yang berada di tempat tersebut tidak dapat busuk.

    Ketika ingin membangun sebuah kawasan yang baru, Heinz Frick menceritakan bahwa bangsa Romawi selalu membiarkan sekelompok domba tinggal dan memakan rumput pada kawasan yang akan dibangun selama lebih kurang satu tahun. Dari sini akan diketahui tempat mana yang terhindar dari titik-titik radiasi yang menggangu, karena domba akan menghindari tempat yang ada radiasinya.

    Selanjutnya dikemukakan pula bahwa yang paling berbahaya adalah apabila seseorang dengan kondisi dalam kehidupannya selalu tidur di atas simpul radiasi, semisal terdiri dari kumpulan kisi Hartmann, garis patahan/retak bumi dan aliran air. Lambat laun kesehatan orang itu akan terganggu yaitu dapat mengakibatkan kanker. Di dalam kondisi sadar pun seseorang dapat mengalami sakit yang parah apabila sebelumnya memang dalam keadaan sakit dan berada pada  tempat tersebut. Pada tanaman dicontohkan bahwa batang tanaman pun dapat berkelok-kelok menghindari garis-garis radiasi yang ada. 

     Secara berkebalikan, hal yang positif dapat terjadi apabila dalam keadaan sadar seseorang berdiri diatas simpul-simpul radiasi dengan keadaan sehat untuk melakukan aktivitas yang memacu mental seperti bernyanyi, berpidato, mengajar dan sebagainya.

Dalam workshop yang dihadiri baik mahasiswa arsitektur UNIKA Soegijapranata maupun magister perkotaan UNDIP ini, para peserta diharapkan dapat mengetahui adanya beberapa macam garis radiasi yang  melintasi area outdoor workshop dangan melatih kepekaan pikiran bawah sadar mereka melalui bantuan bandul/pendulum dan tangkai bercabang (divining rod).

Menurut pergerakan Gaia (James Lovelock: The Ages of Gaia, a Biography of our Living Earth, 1988; dan Gaia – the Practical Science of Planetary Medicine,1991), sebagaimana dirujuk Dr. Heinz Frick, radiasi bumi dapat dianggap sebagai sistem urat saraf makhluk bumi tersebut. Hipotesa ini kemudian diperbandingkan dengan penemuan dari hasil penelitian Dr. H. Fitzgerald mengenai ‘terapi zona’, di mana pijatan pada titik-titik tertentu dalam tubuh manusia menunjukkan bahwa telapak kaki mencerminkan keberadaan organ-organ tubuh yang lain dari manusia. Dua hal tersebut menjadi suatu acuan pemikiran bahwa sebenarnya manusia memiliki alat komunikasi terhadap bumi yang juga dianggap sebagai makhluk hidup melalui telapak kaki.

Untuk mengetahui keberadaan radiasi-radiasi yang ada, pada prinsipnya metode yang diterapkan sangatlah sederhana. Telapak kaki kita menyimpan jutaan pori-pori yang peka terhadap berbagai macam rangsangan. Ada informasi-informasi berupa rangsangan dari dalam tanah yang kita peroleh setiap saat melalui otak bawah sadar yang kita miliki. Karena banyaknya jumlah informasi tersebut, umumnya kita tidak dapat memahami informasi tersebut secara sadar. Seperti ketika seseorang yang kulitnya hampir tersengat api, secara reflek orang tersebut akan menghindar dari arah panas yang dirasakannya. Hal ini sama penerapannya dalam penggunaan alat-alat bantu berupa pendulum dan tangkai bercabang yang berfungsi membantu kita dalam mengetahui adanya pengaruh teristris dalam tanah. Alat-alat bantu tersebut memiliki kepekaan terhadap reflek yang kita miliki. Sehingga, ketika pikiran bawah sadar kita menangkap adanya signal radiasi yang kita cari, dengan cara memfokuskan pikiran secara otomatis alat-alat bantu tersebut akan memberikan tanda gerakan tertentu.

Apabila dalam setiap perencanaan kawasan atau bangunan memperhitungkan adanya letak garis-garis patahan bumi, aliran air, jaringan Hartmann dan jaringan Curry, tentu perencanaan tersebut tidak hanya menghindarkan penghuni dari pengaruh buruk terhadap kesehatan, tetapi juga menghindarkan kemungkinan terjadinya kerusakan secara alami pada bagian-bagian badan bangunan, seperti retak pada dinding, lantai ataupun pondasi.

Selain itu, tidak menutup kemungkinan bagi penghuni untuk melakukan upaya peningkatan kualitas kehidupan pada suatu rumah atau ruangan yang telah terbangun. Upaya tersebut dapat dilakukan misalnya dengan mengatur tata letak interior di dalamnya, seperti mengganti letak dipan yang berada di atas simpul-simpul radiasi dengan perabot lemari dan sebagainya. Dengan sekadar memperhatikan peletakan perabot yang mungkin digunakan untuk mengakomodasi kegiatan istirahat di dalam rumah seperti dipan untuk tidur, sofa dan sebagainya, kita berarti telah menghargai kesehatan dalam diri kita tanpa perlu mengeluarkan biaya apapun.

 













 * di tulis ulang dari draft untuk sebuah press media -
 (rum) & komunitas mahasiswa penggiat arsitektur-urban "cAfestudio"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

life dimension

Foto saya
distillation space for re-thinking about rural-urban living way.
こうこく ○. Diberdayakan oleh Blogger.