16/09/10

Trotoar Braga - place and memory



... cities of every age have seen fit to make provision for open spaces that would promote social encounters and serve the conduct of public affairs.

... is a destination; a purpose-built stage for ritual and interaction.

... places we are all free to use, as against the privately owned realm of houses and shops. Public spaces host structured or communal activities - festivals, riots, celebrations, public executions - ...

But even now, the public place is the canvas on which political and social change is painted.

 

     Meski telah kehilangan beberapa sosok bangunan yang menjadi daya tarik romantisme masalalunya, ruas-ruas jalan Braga tetaplah menjadi rujukan penting bagi turis kota Bandung. Saya sempat menikmati menjadi seorang turis yang berjalan kaki mengamati koridor yang di bangun pada era kolonial tersebut. 

    Berbicara soal tranformasi, disela-sela perjalanan yang terhenti akibat sandal jepit sahabat saya putus, sembari ia kebingungen menyelesaikan masalahnya, saya manfaatkan momen yang ada untuk mengamati lukisan-lukisan yang dipajang pada bangunan ruko di seberang jalan yang kami lalui. "Perhatikanlah, setiap bangunan yamg kita kunjungi seolah-olah ingin bercerita tentang dirinya dan masa lalunya..." Saya tidak sepeka sahabat saya dalam berkomunikasi kepada sebuah ruang untuk memaknai peristiwa dibalik susunan batu, pasir, atau material yang terbangun. Namun demikian kata-kata sahabat saya yang sedang terlintas dalam benak saya, dimana ada sisi lain yang perlu menjadi bagian dari relasi antara kita dengan suatu ruang yang...
sekedar kita gunakan,
sekedar kita lalui, 
sekedar kita bangun, 
sekedar kita nikmati suasananya...

Dibalik otoritas pasifnya, sosok ruang dapat bercerita banyak hal. Soal era kapan ia terlahir... atas kepentingan apa ia dilahirkan... bagaimana ia tetap diam berdiri hingga saat kita amati... 

Mungkin, jika anda pencinta karya arsitektur, anda tertarik untuk tahu... Seperti apa tatanan-tatanan dinding yang membentuk wadah aktivitas didalamnya? seperti apa tekstur lantai dan bentuk atapnya? seberapa banyak dan 'gila'nya ornamen yang menghiasi sosok dirinya, sehingga kemudian anda akan berpikir, siapakah pemiliknya... orang kayakah? terpelajarkah? pribumikah? orang asingkah? lalu etnis apa? apa pula pekerjaannya? siapa saja keluarganya? tinggal diman mereka sekarang? disekitar sini atau  telah pergi jauh? seberapa erat hubungan meereka dengan bangunan tersebut?....

Demikian pula dimana ruang itu didirikan akan selalu memberikan suatu alasan peristiwa yang berbeda. dari sini kita akan mengenal suatu karya manusia bernama bangunan, wujud ruang yang tidak sekedar kita jumpai semata-mata.

Memori suatu peristiwa mungkin akan terhapus, tentunya seiring hilangnya wujud-wujud ruang tersebut... atau mungkin tergantikan dengan wujud yang baru, yang akan kembali menyimpan memori yang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

life dimension

Foto saya
distillation space for re-thinking about rural-urban living way.
こうこく ○. Diberdayakan oleh Blogger.